The Sims 4

Screenshot by Hiu Tukang Coret: The Sims 4

Sesuatu yang menarik perhatianku

Five Nights at Freddys Ultimate Custom Night

Screenshot by Hiu Tukang Coret: Five Nights at Freddy's Ultimate Custom Night

Juga Psikologi, tentu saja, karena aku memiliki pengetahuan dan pendidikan di bidang itu

Saturday 24 August 2019

WIP > Finished Product?

Sebagai orang yang punya hobi menggambar (yah, nomor tiga setelah "Gaming-Menulis" [keduanya bersaing menjadi yang teratas] dan Membaca, sih), kadangkala ada sesuatu yang membuatku sedikit down ketika akan menggambar. Apa itu? Baiklah, sebagai jawabannya, aku ingin bertanya balik: "Pernah gak kalian membuat gambar--terutama kalian yang sudah memiliki kemampuan mumpuni--dan kalian mem-posting gambar kalian yang masih dalam proses pengerjaan (aka WIP atau Work In Progress) ke internet/grup gambar/semacamnya dan mendapat respon yang di luar ekspektasi kalian (dalam arti positif, seperti dapat like yang lumayan dari biasanya), tapi begitu kalian mem-posting hasil akhir dari gambar yang sama (yang sudah jadi, yang pengerjaannya memakan waktu berhari-hari, malah), respon/like yang didapatkan tidak begitu banyak malah mungkin bisa dihitung jari? Kecewa, kan? Ayolah, jangan bohong kalau kalian bilang kalian gak kecewa, kalian pasti ada perasaan kecewa meski hanya sedikit.



Perasaan kecewa itu manusiawi, kok, semua orang pasti mengalaminya, tak terkecuali aku sendiri. Nah, aku tahu aku bukan ahlinya di bidang menggambar--masih banyak orang yang kemampuannya diatasku dan mereka kadang mengalami hal yang sama--aku memutuskan untuk melakukan sedikit riset mengapa kadangkala WIP gambar yang kita buat mendapat lebih banyak respon daripada hasil akhirnya yang bisa jadi terlepas dari kualitas gambar itu sendiri:
  1. Waktu Posting
    Buatku, sih--menurut pengalaman pribadi--ini punya pengaruh besar ataupun kecil. Jika ingin mem-posting sesuatu, usahakan cari kapan momen dimana karya kita akan dilihat banyak orang. Karena hal ini, aku selalu melihat jam sebelum memposting sesuatu.

  2. Berapa Umur Targetnya?
    Ini masih berkaitan dengan yang pertama. Siapa audiens yang ingin kita raih? Anak-anak? Orang dewasa? Siapapun itu, kita harus mencari tahu--lagi--kapan momen target audiens terbanyak sedang online. Jika melihat waktu dan targetnya, kita mungkin akan mendapatkan respon terbanyak ketika sedang jam makan siang (karena biasanya orang beristirahat dari pekerjaannya [jika targetnya orang dewasa dan itu masuk hari kerja] dan ingin online sejenak untuk melepas penat). Atau, kita bisa jadi mendapat respon terbanyak ketika sedang jam pulang kerja dan orang ingin beristirahat di malam harinya dengan membuka internet.

  3. Lokasi Targetnya?
    Masih berkaitan dengan dua yang pertama. Berhubung audiens-ku seringkali bukan orang di satu negara yang sama, aku harus menyesuaikan waktu posting dengan waktu yang berlaku di lokasi tersebut. Gak jarang, aku harus membuka time-zone (atau GMT/Greenwich Mean Time) untuk memastikan aku mem-posting gambar buatanku di waktu yang mana orang di negara tersebut akan lebih banyak melihat (dan tentunya, memberi like) karyaku. Jika lokasi targetnya di Amerika Serikat, ya, berarti aku harus memposting gambar buatanku tengah malam karena selisih zona waktu Indonesia dengan AS sekitar 11-12 jam. Malam disini, tengah hari disana. Atau, kalau aku ingin mem-posting gambar supaya mereka bisa menyambut pagi hari (waktu setempat) dengan melihat gambarku, aku harus mem-posting gambarnya--kalau tidak waktu subuh--di pagi hari. Itu juga menyesuaikan waktu (yang sudah kubilang sebelumnya, waktu itu penting) kapan mereka akan membuka ponsel mereka untuk mengakses internet. Habis bangun tidur, atau ketika sedang menyeruput kopi mereka?

  4. Persepsi Awal Target.
    Mungkin agak lepas dengan tiga yang di atas, tapi gak kalah pentingnya. Dari pengalamanku--lagi, dan juga pengakuan orang lain--kadangkala aku melihat sebuah WIP (karya orang lain) yang begitu bagusnya, aku segera memberikannya like. "Wah, ini pasti hasil akhirnya bagus, aku yakin," begitulah yang kupikirkan, mengetahui betapa bagusnya WIP tersebut dan memasang ekspektasi tinggi terhadap hasil akhirnya. Eh, begitu gambarnya selesai, ternyata hasilnya tidak seperti yang kupikirkan, "Ah, hasilnya gitu doang..." akhirnya aku tidak memberikan like. Kalaupun aku memberikan 'like' untuk gambar yang hasil akhirnya gak bagus-bagus amat, lebih karena aku mendukung artist bersangkutan dan aku tahu rasanya mendapatkan sedikit like, bahkan rasanya ketika karyaku gak dilihat sama sekali.

    Solusinya?
    Berdasarkan apa yang kudapatkan dari mereka yang ahli dalam menggambar, kita harus tahu keadaan dari gambar kita sendiri. Misalnya, jika WIP yang kita kerjakan akan memiliki banyak detil hebat (i mean it) yang mungkin akan tertutupi ketika diberikan warna atau efek lainnya, JANGAN TUNJUKKAN WIP-NYA. Itu sangat mempengaruhi persepsi audiens yang kita tuju, mereka dapat dipastikan akan memasang ekspektasi tinggi terhadap hasil akhir gambarnya yang sudah diwarnai dan diberi efek. Tunjukkan hanya ketika sudah jadi saja. Akan tetapi, jika gambar itu tidak memiliki terlalu banyak detil (banyak atau sedikitnya detil hanya kita masing-masing yang tahu selaku pencipta gambar tersebut) dan memberikan warna serta efek tidak akan menghilangkan detilnya terlalu banyak, ya, silahkan posting WIP-nya. Tapi tolong diingat tiga sebab pertama, yaitu waktu, target usia, dan lokasinya.

Mungkin itu saja hasil riset singkat yang bisa kudapatkan. Keempat hal tersebut bukan satu-satunya faktor. Menurut salah satu Hukum Murphy (entah itu hukum legit atau hukum abal-abalan, tapi ada benarnya), menemukan faktor X dalam sebuah masalah adalah sebuah kemustahilan. Ketika kita menemukan solusi sebuah masalah, akan muncul masalah baru lagi, dan seterusnya, dan seterusnya. Faktor X ini gak ada habisnya, tapi setidaknya--mengenai empat faktor diatas--memiliki peran penting dalam mempengaruhi jumlah audiens/view dan like yang mungkin akan kita dapatkan.

Apa hal tersebut juga terjadi pada kalian? Aku masih ingin tahu faktor apa lagi yang mungkin terlibat. Sebagai penutup, aku akan mengirimkan salah satu gambar buatanku (yang mungkin gak bagus-bagus amat, tapi aku senang selama proses pengerjaannya sampai akhir). Ini fan-art dari sebuah game jadul berjudul Rampage Through Time untuk PS1. Hope you'll like it, thank you.


0 komentar:

Post a Comment